Luqman
al-Hakim adalah salah satu hamba Allah yang berkulit hitam yang ditampilkan
dalam Al-Quran sebagai sosok yang arief lagi bijaksana.
Allah SWT mewahyukan kisah Luqman
al Hakim alias Luqman yang bijaksana kepada Nabi Muhammad SAW, yang diabadikan
dalam surat Luqman. Kisah dalam surat Luqman ayat 13-19 tersebut berisi
nasihat-nasihat Luqman kepada anaknya. Di antaranya, adalah larangan syirik, anjuran berbuat
baik kepada kedua orang tua, ajakan untuk senantiasa sabar dan tidak boleh sombong.
Selain disebutkan dalam Al-Qur’an banyak pula hadis berisi kisah-kisah penuh hikmah yang meriwayatkan kearifan Luqman.
Tapi tahukah kita jika Luqman al-Hakim adalah dari kaum yang berkulit hitam?
Menurut Ibnu Katsir dalam karyanya Tafsir Ibnu Katsir dan Qashashul Qur’an (Kisah-Kisah dalam Al-Qur’an), menceritakan bahwa Lukman adalah kelahiran Nubah (Sudan) yang suatu hari ditangkap dan dijual sebagai budak, saat itu ia tidak memiliki kebebasan bicara maupun bergerak. Walaupun begitu, Lukman tetap sabar dan yakin suatu hari Allah akan menolongnya.
Orang yang membeli Luqman bisa merasakan jika Luqman bukanlah budak biasa. Pada suatu
hari, sang tuan meminta Luqman untuk menyembelih domba dan mengambil bagian
terbaik sekaligus terburuk dari daging domba itu, kemudian Luqman menunaikan
permintaan tuannya dan membawakan bagian hati dan lidah.
Tuannya bertanya, bagaimana bisa hati dan lidah adalah bagian terbaik sekaligus terburuk. Kemudian Luqman menjawab, “Karena hati dan lidah merupakan bagian terbaik jika pemiliknya berjiwa mulia, lidah dan hati juga sekaligus merupakan bagian terburuk jika pemiliknya berjiwa jahat.”
Sang tuan terkagum akan jawaban Luqman dan memerdekakannya, semenjak itu, Luqman banyak dimintai nasihat oleh banyak orang dan kebijaksanaannya terkenal hingga ke seluruh penjuru negri.
Dikisahkan pula oleh Ibnu Katsir tentang cara Luqman mampu
mencapai tingkat kebijaksanaan yang tinggi. Luqman memang seseorang yang
memiliki spirit filsuf, dia memperhatikan dan mencoba memahami hewan, tumbuhan
dan sekelilingnya.
Suatu hari, ketika tidur siang di bawah pohon, malaikat datang
padanya dan menawarkan pilihan hadiah dari Allah. Sang malaikat bertanya, “Mana
yang akan kamu pilih, menjadi raja atau menjadi orang yang penuh kebijaksanaan
dan kecerdasan?”
Jawaban Luqman sangat mengherankan, ia lebih memilih kebijaksanaan
dan kecerdasan. Setelah terbangun dari tidur, Luqman merasakan indranya semakin
tajam dan pemikirannya semakin jernih. Dia bisa merasakan kedamaian karena dia
bisa memahami alam dan makna di balik kehidupan.
Penyebutan nama dan kisah Luqman al-Hakim dalam Al-Quran menjadi
bukti kuat bahwa Allah SWT tidak membeda-bedakan hamba-Nya berdasarkan warna
kulit.
Kulit hitam yang ada pada diri sang Bijaksana bukanlah rintangan
menjadi manusia istimewa yang diabadikan namanya dalam kitab suci.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar